Apa yang dapat diharapkan dari pasar perumahan ekspat Indonesia pasca COVID | Real Estate Asia
, Indonesia

Apa yang dapat diharapkan dari pasar perumahan ekspat Indonesia pasca COVID

Pandemi telah menyebabkan kekosongan perumahan meningkat karena terdapat perusahaan-perusahaan yang membatalkan kontrak perumahan ekspatriat mereka.

Menurut Lenny van Es-Sinaga, Head of Residential Services dari Colliers International Indonesia, karena terjadi pandemi, terdapat sebuah pasar penyewa di sektor perumahan di mana para tuan tanah atau pemilik harus lebih fleksibel dengan daftar keinginan dari perusahaan atau penyewanya. “Selain persyaratan sewa yang dipersingkat, tuan tanah atau pemilik juga harus menjadi lebih fleksibel dengan ketentuan pembayaran. Penyewa diizinkan untuk menambahkan revisi pada kontrak yang berlaku, sedangkan jika situasi ini akan terjadi lagi dan berada di luar kendali kami, seperti force majeure, pemilik harus mengembalikan sisa dari periode sewa yang valid.”

Informasi lebih banyak dari Colliers:

Properti yang Kosong

Apa yang bisa kita harapkan dalam jangka pendek atas kekosongan yang disebabkan oleh penyewa yang tidak menempati properti?

  • Proses pembaruan akan memiliki beberapa perubahan karena masa sewanya pun akan lebih pendek, tuan tanah atau pemilik dapat bersikap lebih fleksibel mengenai hal ini.
  • Penyewa harus setuju untuk melakukan inspeksi virtual dengan konsultan atau tuan tanah atau pemilik jika inspeksi fisik tidak disetujui.
  • Lebih banyak penyewa ekspatriat melepaskan properti tempat mereka tinggal. Hal ini dikarenakan faktor ketidakpastian kapan mereka dapat kembali ke Indonesia.

Penggunaan Teknologi Cerdas

Penggunaan teknologi, baik di landed house atau di apartemen, dimaksudkan untuk membantu dan membuatnya lebih mudah bagi penyewa yang menempati properti. Apa pun yang berpotensi menghemat listrik dan uang akan bermanfaat. Fitur lainnya yang akan membantu adalah program bantuan dalam mencari hal-hal online yang terpaksa dilakukan oleh orang-orang selama beberapa bulan terakhir, di mana itu bisa berlanjut setelah pandemi berlalu.

Apa yang akan terjadi berikutnya di pasar perumahan ekspatriat?

Untuk menjaga properti tetap ditempati dan mengantisipasi kekosongan properti pada masa depan, tuan tanah perlu menyesuaikan fokus pasar mereka dengan pasar nasional / lokal Indonesia, seperti pengusaha / profesional dengan persyaratan harian atau bulanan.

Untuk menarik pasar lokal, lebih baik jika tuan tanah atau pemilik dapat memberikan layanan tambahan seperti layanan tata graha / pelayan harian dengan harga sewa yang dilengkapi oleh utilitas dan memasarkan properti mereka secara online untuk menarik perhatian pasar secara lebih luas.

Harga sewa saat ini seharusnya tidak lagi didasarkan pada dolar AS tetapi berdasarkan pada Rupiah.

Tidak mungkin jika pasar ekspat yang sudah menyusut sebelum COVID-19 akan kembali dalam waktu dekat. Kemungkinan hal ini tidak akan terjadi sampai tahun depan. Ekonomi yang tidak stabil seperti sekarang ini akan memiliki “efek domino”, terutama pada kepercayaan perusahaan untuk membawa ekspatriatnya kembali ke Indonesia.

Akan tetapi, jika situasi ekonomi dapat membaik dan penanganan COVID-19 berjalan lebih stabil, diharapkan gerakan bisnis juga akan berputar lebih baik, sehingga perusahaan akan berinvestasi di Indonesia dan membawa beberapa ekspatriat mereka ke negara itu, yang juga dapat menghidupkan kembali pasar perumahan ekspatriat.

Klik di sini untuk membaca laporan lengkapnya.

 

Pasokan ritel Jakarta akan mencapai 5 juta meter persegi tahun ini

Tiga mal baru saat ini sedang dalam tahap konstruksi.

Jakarta akan mendapatkan lebih dari 1.800 kamar hotel mewah baru pada akhir tahun ini

Ini akan menjadi angka tertinggi selama tiga tahun ke depan.

Perkantoran Jakarta diperkirakan mencapai 76% pada akhir tahun

Tingkat okupansi rata-rata  perkantoran di CBD mencapai 74,7% pada Q1.

Jakarta akan menyaksikan lebih dari 9.300 unit hunian baru pada 2026

Hampir setengah dari unit ini akan selesai tahun ini.

Apa yang dapat dipelajari oleh pengembang properti dari Azabudai Hills di Jepang

Pengembangan senilai US$4 miliar ini bertujuan untuk menjadi pusat internasional bagi warga asing dan perusahaan modal ventura.

JLL: Pasokan ritel utama di Jakarta diperkirakan akan 'langka'

Meskipun ada mal baru yang akan dibuka pada paruh pertama 2024.